Ini bukan perjalanan alam, ini tentang
perjalanan kami bersama.. bukan seberapa jauh perjalanan yang kami lalui atau
seberapa tinggi yang telah kami daki, tapi tentang apa yang kami alami dengan
saling mengisi dan berbagi... eeeciyeee...
Senin, 14 Mei 2014 jam 06.00 WIB termasuk
waktu yang langka kami sudah mandi semua (belum tidur sih rencana balas dendam
di kereta), maklum kereta api dari Jogja-Surabaya (Sri Tanjung) ini berangkat
jam 7 pagi. Untung ada Arief Coster yang setia mengantar rombongan ‘sida balang’
niy dengan mobil bolak-balik (sida : Aaf, Fanie, Icay, Ighe, Sophee dan Saya)
Jam 2 siang kita sampai di Surabaya,
sebenarnya ada yang langsung Jogja-Malang tapi kehabisan tiketnya, nah
pelajaran juga karena kereta sekarang sistem online mending kalau mau
jalan-jalan di planning dulu deh biar
gak kehabisan tiket.
Akhirnya sampai stasiun malang jam 6 malam,
deket aja sih surabaya malang mah ya, tapi kami bertahan dulu tadi soalnya
nunggu kereta lanjutan kaya komuter gitu yang tiap 2 jam melintas, tiketnya 25
rebu dan tadi berangkat hampir jam 5..
Langsung diserbu para sopir n awak angkot,
tapi kita tunggu dulu sok2 jual mahal gitu, sekalian nunggu adeknya Ino (Kiki)
yang kuliah di sini, kita mau minta anterin ke asrama mahasiswa kobar di malang,
nah menggunakan fasilitas pemda gitu (OPTIMALISASI ASET DAERAH), bukan aset tetap sih, sengaja aja nulis..
Tadi minta nomor hape sopir angkotnya, ini
penting buat yang mau jalan rame2 di malang, angkot ini fleksibel bisa
ngantarin kita dengan negosiasi yang ramah juga, jadi ga perlu takut2 sama
mereka, friendly laah.. akhirnya
besok pagi kami sudah punya calon tumpangan menuju tempat meeting.
Selasa, 15 mei 2014 stasiun malang (meeting point). Yap sebenarnya meeting point kami tu di stasiun tapi
berhubung tadi malam nyampe mending numpang di asrama kobar di malang biar
bisa mandi dll (thanks buat kawalan di asrama kobar malang). Kami memang ikut tour guide orang sih, soalnya baru
pertama kali mau mengunjungi semeru, belum ngerti jalur menuju basecamp apalagi
trek nya. Saran juga mending ikut EO yang ngadain open trip klo memang belum pernah, gak ribet dan beruntung kali ini
dapat yang murah tapi istimewa namanya SAPA (sahabat penggiat alam) CP nya Mas
Raden Ponco dan Dzaki Rinjani. Uhuy...
Dari stasiun kita naek angkot menuju
tumpang, satu angkot mengangkut 10 peserta. Nah sampai di tumpang kami ngumpul
di rumah warga yang empunya jeep. Jadi dari desa tumpang ini lanjut ke desa
ranu pane (desa terakhir sebelum mendaki semeru) itu naek jeep karena angkot
gak bakal bisa bawa kita naek soalnya jalur nanjak abis, alternatif ya naek
truk klo memang orang nya banyak.
|
Keren kan gan??? :D |
Karena emang ikut open trip yang murah
meriah kita makan nyari sendiri, sempat berhenti juga bungkus trus lanjut.. nah
di perjalanan menuju ranu pane kita sudah bisa menyaksikan keindahan alam TNBTS
cuy (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), saran saya duduk di bagian kanan
karena dari situ bisa puas mandangi bukit teletubbies dkk.
Akhirnya jam 2 siang kita sampai di ranu
pane, desa terakhir sebelum mendaki sekaligus tempat melapor dan pos penjagaan.
Suasanya rame banget sudah banyak pendaki yang antri mendaftar dan saking rame
nya ternyata kuota sudah over limit,
termasuk kami yang baru datang gak bisa mendaki hari itu juga. Walhasil kami harus nginep semalam di ranu pane. Ada pelajaran yang bisa diambil juga selain
kita memang harus kontak ke pos penjagaan dulu klo mau booking sehingga ga
terhambat, tapi juga ada hal yang menarik yaitu di sini penjaga pos yang
notabene adalah volunter (sukarelawan) mereka disiplin banget, klo sudah limit
500 habis tidak bisa kompromi. Begitulah klo kita mencintai pekerjaan dan
khususnya tempat kita bekerja sekiranya totalitas akan nampak sekali, mereka
beranggapan bahwa semeru dan alamnya harus tetap di jaga dan aturan itu dibuat
salah satunya untuk hal itu, memang sih terkesan banyak sekali aturan lain yang
bikin dahi mengkrenyit tapi mereka tetap tak bisa digoyah dan memegang teguh
aturan2 itu demi semeru yang tetap lestari untuk anak cucu kita nanti, well
said.. (Semoga bisa menginspirasi kita semua, terutama PNS)
Hikmahnya juga kita bisa sosialisasi dulu
sama kawan2 di sini, ada beberapa kenalan baru dan juga sekalian kami bisa menikmati ranu pane pada malam dan pagi hari. Jangan salah ranu pane juga
punya ranu (danau) yang bagus, kami mendirikan tenda tepat di pinggir danau.
|
RANU PANE |
Satu tenda aja, malam itu ranu pane dingin
pake banget, anak2 dalam tenda (Fanie, Icay, Ighe dan Sophee), itu fanie sempat
menggigil sampe ngigau. Sementara the legends (Aaf dan saya) di luar tepat di
depan salah satu pos penjagaan tapi makai sleeping bag. Kita bawa 2 tenda tapi
selain malas masang satunya memang lagi pengen nikmati suasana gitu sambil
curhat terselubung,wkwkwkw..
Rabu, 16 mei 2014. Setelah sarapan kemudian dikoordinir oleh Mas
Raden Ponco kita semua registrasi dan checking seluruh perlengkapan dibantu para sukarelawan yang tadi saya ceritakan. Setelah semua rampung jam
10 an, trus siap2 start itu sekitar jam 11 siang kita mulai. Go !!!
|
Pintu Gerbang Pendakian Semeru |
Foto pas pulang sih, yang pas berangkat
itu kita foto rame2 tapi belum ke save masih ada di FB SAPA (Kongkow Semeru).
Well, trek awal terbilang mudah, sophee
yang kemaren waktu naek merbabu lemes sekarang memimpin melesat jauh di depan
bagaikan valentino rossi di masa emasnya gitu. Sempat istirahat buat makan
siang (Cuma roti sosis dkk) maksudnya perut melayu kan biasa makan siang nasi,
kami akhirnya sampai di ranu kumbolo sekitar jam 3 an. Subhanallah, benarlah
cerita orang2 selama ini, kami TERPESONA indah ciptaan-Nya..
|
-For diamonds do appear to be- |
Sampai di ranu, jelas selain foto2 kami ishoma dulu, luar biasa hari itu, saat lelah kemudian bersantai bersama, ini ranu
kumbolo seperti memang Tuhan ciptakan untuk tempat melepas penat di tengah
perjalanan, semacam oase di padang pasir, kita bersantai sambil menikmati alam,
kumpul bareng sohib dan pendaki lain dan tentunya mamam2 ala gunung serta
#salamsatucangkir cooyy...
|
Momen yang selalu bikin kangen kalian semua |
Okey kita ga bisa lama2 hari ini di ranu
karena sudah jam 4 sore lewat tapi kita masih harus menuju kalimati (tempat
ngecamp sebelum muncak). Akhirnya bergegas setelah isi air buat bekal sebab di
kalimati ada sih sumber air tapi baru bisa ambil siang hari. Perjalanan dilanjutkan,
hampir magrib kita melewati oro-oro ombo (padang lavender), oh ya sebelumnya
dari ranu kumbolo kita melewati tanjakan cinta yang melegenda, ga usah panjang2
yah berikut penampakan tanjakan cinta, oro-oro ombo dan menuju kelik atau hutan
mati atau arco podo...
Jam 8 malam kita baru sampai di kalimati,
tempat istirahat malam itu sebelum nanti tengah malam klo mau lanjut ke puncak
mahameru. Langsung bergegas kita mendirikan tenda dengan sedikit tenaga yang
tersisa ditambah kelaparan melanda, yah perjalanan ini mulai terasa berat,
disinilah ujian kita sesama sahabat mulai terasa, kita mesti solid
genks,hehe...
Dua tenda berdiri, setelah bagi tugas
antara yang memasak dan mendirikan tenda. Nah malam di pegunungan itu memang
salah satu momen favorit kami, sambil menikmati yang hangat2 selalu pas buat
curhat terselubung sesama kawalan, tapi malam itu sungguh melelahkan maka tak
lama sudah masuk tenda semua (bertiga satu tenda).
Tidak nyenyak tidur malam itu, dingin yang
menusuk, nutrisi yang kurang dan faktor ingin bangun tengah malam mungkin jadi
penyebab, sekitar jam 12 an sudah banyak hiruk pikuk yang mau muncak, kami
akhirnya siap sekitar jam 2 an, setelah berdoa kita mulai langkah menuju hutan
mati sebelum mendaki mahameru. Tantangan sebenarnya dimulai!!
Ternyata lebih sulit dari yang kita
bayangkan. Antrian pendaki, jalan yang sempit dan menanjak, faktor cuaca dingin menusuk dan logistik yang sangat kurang bikin kita semua pesimis. Berulang kali Aaf
menanyakan apa sebaiknya kita mundur lagi ke tenda untuk mengurungkan niat,
tapi saya tetap bersikeras melanjutkan semampu mungkin. Hingga akhirnya
beberapa kejadian membuat Sophee dan Icay yang lebih dulu menyerah, melihat
beberapa orang yang turun karena hypotermia dan kelelahan mereka pun
mengurungkan niat muncak dan ikut kembali turun, mengingat juga stok air minum
kami tinggal setengah botol, sangat kurang!! Pelajaran berharga lain klo bisa stok air dari ranu kumbolo jangan terlalu berharap di kalimati apalagi sudah malam hari.
Saya pun begitu, terbesit perasaan ingin
menyerah saja, sebab trek semakin sulit, apalagi setelah melewati hutan
vegetasi terakhir, sudah tidak ada lagi tanaman hanya bebatuan dan pasir
vulkanik, kita melangkah satu tapi seolah turun dua langkah, sulit..
Aaf mulai melaju karena dia tahu semakin
lama semakin fisik habis dan bahaya jika kedinginan, Fanie pun menyusul. Kami terpencar, berharap dengan berpencar kita bisa bertahan masing2.. Walau tujuan sama, kadang kita harus jalan sendiri2 guys.. Ighe
masih di belakang jauh, saya istirahat cukup lama hingga sampe hampir subuh.
Di tengah keputus asa an akhirnya Ighe muncul, dia minta air yang saya bawa tinggal setengah botol itu, kemudian bilang
klo kami harus menyusul Fanie n Aaf karena kesian mereka tidak bawa apa2. Ntah
kenapa dari itu saya benar2 seperti punya semangat lagi, mungkin kepikiran
Fanie hingga Allah kasih kekuatan baru, melaju saya sampai akhirnya........
Alhamdulillah pagi itu, 17 mei 2014... saya peluk Fanie, kemudian hampiri Aaf yang katanya hampir ketiduran,
mereka sudah lama di atas sana, di Mahameru, hari itu kami berdiri di tanah yang
merupakan puncak tertinggi di pulau jawa...
ALHAMDULILLAH... Mahameru
Banyak masih cerita yang ingin kami bagi, perjalanan pulang, stay di Malang dan lainnya,.. Tapi sementara segini dulu, nanti aja sekalian dijadiin novel 11cm :D