Berikut saya share hal terkait, selain untuk penyimpanan semoga juga bermanfaat bagi orang lain yang ingin mencari informasi terkait penilaian properti.
DCF HOTEL (Contoh Riil)
http://www.4shared.com/file/RjM-PK4Vce/DCF_HOTEL.html
Kertas Kerja Pendekatan (File Excel)
http://www.4shared.com/file/Zg-6NQxpba/fix_3_pendekatan.html
http://www.4shared.com/file/BNPtq1T5ba/Pendekatan_Biaya.html
http://www.4shared.com/file/AtN2ulfXce/pendapatan_dpendapatan__3_shee.html
http://www.4shared.com/file/FmXXL9tvba/Pendekatan_data_pasar__1_sheet.html
http://www.4shared.com/file/0s7SOjK_ba/Rekon.html
Laporan Penilaian
http://www.4shared.com/office/75lKd-rgba/Laporan_Penilaian_Properti_TOT.html
Semoga bermanfaat, aamiin
Yogie Kurniawan
PNS Pemkab Kotawaringin Barat Co Founder "Giana Kids and Baby"
Selasa, 16 Februari 2016
Kamis, 27 November 2014
Mengunjungi Maha Guru MERAPI
Berawal dari ajakan Bang Jumai tuk
mengunjungi Merapi berdua pada selasa dan rabu (4&5 nov 2014) saya pun
langsung meng ‘iya’ kan. Langsung hubungi Aaf, seperti biasa masih misterius
kepastian ikut atau tidaknya. Saya siap aja berangkat cuma berdua toh sekarang
gunung sudah banyak ‘penghuni’ sementaranya yaitu para pendaki dari kota2
besar.
Well, saya memang memberi tahu beberapa
teman lain bahwa akan nanjak Merapi siapa tahu ada yang berminat. Hari selasa
ternyata tidak bisa, masih ada kuliah kami undur deh hari rabu. Nah ini kejutan
dan hikmah gak jadi berangkat selasa, malam selasa itu datang lah dua jagoan
(Aaf dan Manda) tuk join nanjak besok. Akhirnya ada juga cewek yang nanjak
bareng walau cewek jagoan :D.
Malam itu kami bertiga (Aaf, Manda dan
Saya) malah ndak iso turu pas pula ada liga champion, jadilah ngelantur sampai
pagi. Habis subuh an si Manda malah sempat tidur setelah makan di burjo sama
Aaf. Jam 7 pagi rabu Bang Jumai datang dan sudah siap sedangkan kami? Tau lah
sendiri. Langsung bergegas.
Jam 8 kami start dari asrama, jalan kaki
aja ke jalan besar rencana (jl.diponegoro) mau naek trans jogja eeh ternyata
jalurnya muter2, tujuan kami perempatan janti mau cegat bus ke solo dari sana,
walhasil daripada buang waktu kami naek taksi bukan argo lagi biaya 40rb hadeh.
Sampai di perempatan Janti, tidak lama bus jurusan solo datang, biaya 12rb per
orang. Sekitar 1 jam an kami berhenti di pertigaan mau ke arah solo karena kami
lanjut dengan bus laen menuju boyolali. Kali ini bus kecil ongkos 5rb per
orang, sekitar 30 menit an kami sampai di boyolali, belum selesai dari sini
kami harus menuju new selo kali ini naek angkot menuju pasar cempogo dulu
ongkos juga 5rb per orang baru dari pasar kami naek bus kecil sampai new selo
juga 5rb. Total aja sendiri ya kalau mau ke new selo dengan angkutan berapa
habisnya,he...
beginilah kondisi di dalam angkutan, daripada bete narsis dulu wajib ajak warga setempat |
Bus yang kami tumpangi terakhir tidak
berhenti di depan base camp pendakian, kami jalan kaki dari situ sekalian
pemanasan, untung tadi sembari nunggu bus di pasar sudah sempat makan siang.
Sampai di base camp sudah banyak pendaki yang baru turun, kami rehat sebentar
sambil siap2 sekaligus bercengkrama dengan mereka. Biaya tiket masuk Merapi 5rb per hari.
Jam 2 kami memulai pendakian dari depan
basecamp setelah berdoa, jalanan masih aspal tapi sudah menanjak dan menguras
tenaga karena panas terik. Sampai di tulisan New Selo aja kami sudah mengap2.
Setelah ini jalanan tidak aspal lagi tapi masih bisa dilalui kendaraan bermotor
walau menanjak.
Setengah jam jalan Manda tampak mau
menyerah, sampai berujar ingin turun lagi dan nginap di home stay dekat
basecamp saja, nunggu kami di situ. Tentu saja kami bertiga tidak memperbolehkan,
lumayan juga membujuknya biar tetap jalan tapi untungnya doi kuat kok, cuma
memang agak kaget aja umum terjadi tuk yang baru2 mendaki apalagi medannya
memang nanjak terus tanpa ‘bonus’.
Di depan tulisan New Selo (lumayan mengap2 |
Jalan awal masih banyak ladang warga,
tembakau dan lainnya, sambil terus membujuk dan menyemangati Manda kami sudah
memasuki hutan masih berdebu memang karena cuma sempat turun gerimis belum ada
hujan di daerah itu. Sudah masuk hutan jalan tetap menanjak, luar biasa
capeknya tapi akhirnya sampai juga di Pos 1 sekitar jam 3 an. Kali ini Manda
sudah mulai terbiasa jadi kami semua tambah semangat. Jam 4 lewat kami sampai
di Pos 2 bangunan hampir sama dengan pos 1 dan dari sini bisa kami pandangi
megahnya Merbabu kebetulan cuaca cerah, terus juga kalau melihat ke bawah sudah
tampak jauh dan tinggi perjalanan kami. Setelah istirahat lanjut lagi dan
sekitar jam 5 an kami sudah sampai ke trek berbatu artinya semakin dekat dengan
pasar bubrah yang sering dijadikan tempat nge camp. Tapi kami memutuskan tidak
nge camp di pasar bubrah namun sebelumnya dimana juga ada batu2 besar yang bisa
kami gunakan berlindung dari angin gunung malam itu.
Penampakan Tenda kami ketika siang hari, view yang sangat indah tuk menatap Merbabu |
Selesai mendirikan tenda selanjutnya tentu
saja masak2 gunung agendanya, alhamdulillah kami dapat bekal rendang, baru kali
ini naek gunung bekalnya mewah :D. Masak mie juga tentunya, makan lah habis itu
dan selalu makan di gunung itu enaknya pake banget. Selesai makan kami santai
sambil minum anget, tapi tidak lama juga semua sudah masuk tenda, kecapean. Dan
kalimat terakhir ‘meluruskan pinggang dulu’ keluar, setelah itu hening dan
semua terlelap, capek full tampak sekali.
Jam 11 saya terbangun, enak sekali tidur
malam itu, lanjut bentar pejam lagi karena saya lihat mereka semua masih tidur.
Jam 12 sekali lagi terbangun kali ini Aaf malah sudah duduk dan mau keluar.
Karena merasa sudah segar juga saya keluar, Manda juga nyusul keluar, kita
bertiga sambil menikmati dingin malam itu rembulan terang menambah suasana
romantis,asyeek. Mulai lah sesi curhat dan ngelantur. Lama juga kita di luar
sampai sekitar jam 1 an lebih Manda masuk tenda kembali sedangkan kami berdua
masih di luar, tapi ternyata Manda kedinginan kaya nya dia kurang kuat dengan
cuaca dingin, bahkan kakinya sampai mati rasa. Saya pijat2 juga tidak merasa,
sampai semua sleeping bag kami selimuti ke dia tetap saja, untung ada Aaf yang
lebih paham survival dia masak air langsung dimasukkan botol aqua tuk digosok2
kan ke kaki alhamdulillah akhirnya agak mendingan, tapi tetap kedinginan. Botol
hangat tetap dipeluknya dan kami beri minum hangat2.
Sekitar jam 2 dinihari Bang Jumai sudah
bersiap mau ngajak summit attack, saya tentu saja berat tuk ikut karena melihat
kondisi Manda, tapi Aaf tegaskan bahwa dia tidak ikut naik dan menjaga Manda di
tenda, saya masih pikir2 sampai akhirnya Manda sendiri yang paksa saya ikut
Bang Jumai, okelah saya pikir juga keadaannya mulai membaik dan ada Aaf.
Akhirnya kami berdua memutuskan naik sekitar jam 3 setelah berdoa kita mulai
melangkah dengan berbekal minum dan roti secukupnya.
Pasar Bubar |
Tak lama melewati bebatuan kami sampai pada
hamparan padang bebatuan, yang disebut pasar bubar biasanya para pendaki
bermalam di sini berlindung di bebatuan yang lebih besar. Saya juga tidak
menyangka bahwa di sini memang luas sekali jadi wajar kalau bisa menampung
banyak pendaki yang nge camp walaupun bebatuan tapi cukup datar dan tidak jauh
lagi dari puncak Merapi.
Berhubung sudah memasuki waktu subuh saya
sempatkan ikut berjamaah dengan pendaki lain sementara Bang Jumai istirahat
karena menurut mereka dan seperti yang kami lihat setelah ini medannya adalah
mendaki tanpa henti. Selesai salat kita lanjut lagi dan memang cukup berat
medannya saya menyarankan untuk menggunakan sepatu, karena bebatuan kecil dan
besar tak beraturan menghadang, usahakan juga ke arah agak ke kanan karena di
situ sering dilalui sehingga sudah mulai terbentuk jalur sedangkan sebelah
tengah dan kiri masih rawan longsor bebatuannya.
Setengah perjalanan matahari muncul, di
sinilah sosok matahari sangat kita rindukan karena pasti kita akan mengalami
kedinginan sehingga sinarnya sangat kita nanti dan juga penampakan bintang
ciptaanNya itu memang indah tuk dinanti.
Menuju Puncak :D |
Sempat istirahat 15 menit an kemudian kami
lanjut dan akhirnya kami bisa menanjakkan kaki di puncak Merapi. Waktu sekitar
jam 6 kurang tapi sudah sangat terang, angin berhembus kencang sekali, puncak
Merapi sudah berubah karena letusan terakhir di 2010, aroma belerang masih
menyengat dan di sana sudah ada beberapa pendaki yang tiba duluan dan berfoto
gembira.
Alhamdulillah Puncak Merapi...
Cerita sebelumnya berakhir ketika kami
sampai puncak, kali ini sedikit saya ceritakan ketika kami pulang, seru sekali
ternyata ‘hoki’ bawa cewek kami dapat tumpangan gratis 2 kali naik pick up :D
Yang jelas setiap perjalanan yang telah
kami lalui selalu ada hal yang baru, memang kita harus keluar dulu dari zona
nyaman biar kita bisa merasakan hal lain yang tak ternilai harganya.
“a comfort zone is a beautiful place, but
nothing ever grows there”
Thanks buat pekawalan semua :*
Senin, 27 Oktober 2014
Permasalahan Aset Tetap pada RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Sebagai
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat, Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin (RSSI) merupakan
salah satu entitas yang tidak dapat dipisahkan dalam laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD). Jumlah aset yang dilaporkan pada neraca RSSI tahun
2013 adalah hampir 90 miliar rupiah dan termasuk SKPD yang
mengelola aset daerah tergolong besar selain Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Dinas
Pekerjaan Umum Daerah. Oleh karena itu pengelolaan aset yang merupakan bagian
dari pelaporan serta pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah berpengaruh
material terhadap opini LKPD secara keseluruhan.
Namun pada kenyataannya masih
terdapat banyak masalah terhadap pengelolaan aset daerah terutama aset tetap
pada RSSI. Masalah tersebut antara lain:
1. Belum
semua aset tetap tercatat dalam daftar aset tetap serta belum memiliki nilai
yang wajar. Hal ini disebabkan antara lain masih banyak barang dropping dari pemerintah pusat (dana
APBN) yang merupakan hibah dan juga hasil dari Tugas Pembantuan namun harga
perolehan tidak tercantum dalam berita acara serah terima sehingga RSSI hanya
memperoleh jumlah unit barang. Juga terdapat aset yang penghibahan masih dalam
proses dan belum selesai namun sudah dipergunakan untuk operasional RSSI bahkan
sudah membutuhkan pemeliharaan.
2. Pencatatan
aset tetap belum sesuai kelompok dan belum terperinci per unit. Sebagai contoh
terdapat beberapa aset yang tercatat sebagai satu set alat bedah, padahal dalam
set itu terdapat pakaian untuk petugas bedah yang merupakan alat habis pakai
yang seharusnya tidak termasuk sebagai aset tetap karena nilainya pun tidak
sesuai kapitalisasi aset tetap.
3. Keberadaan
aset tetap dan kondisi masih diragukan. Terdapat banyak kasus dimana RSSI
memang mengutamakan keselamatan pasien dan kelancaran operasional dengan
menyampingkan aspek administrasi, sehingga kasus pemindahan alat karena
peminjaman antar ruangan sangat sering terjadi, contohnya ketika terjadi
kecelakaan masal maka alat-alat darurat dari ICU atau ruang lain sering
dipinjam oleh IGD dan hal sebaliknya.
4. Kesulitan
menentukan umur manfaat. Hal lain yang menjadi masalah terbaru adalah ketika
LKPD disusun sesuai akuntansi berbasis akrual adalah adanya pengakuan biaya
penyusutan (depresiasi), namun terdapat beberapa kendala utama diantaranya
adalah menentukan masa manfaat dari aset tetap terutama yang terkait dengan
alat kesehatan atau bukan aset yang umumnya dimiliki SKPD lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa masih banyak masalah yang
harus diselesaikan terkait pengelolaan aset tetap sehingga LKPD pemerintah
daerah dapat menjadi lebih baik terutama wajar dalam pengelolaan dan pelaporan
aset. Namun hal itu bukan mustahil dilakukan dengan melibatkan kerja keras
seluruh pegawai terkait terutama pengurus barang RSSI dan pengguna barang yang
bertanggung jawab disamping pejabat pemerintah daerah yang berkomitmen serius
untuk perbaikan pengelolaan aset.
Sabtu, 11 Oktober 2014
Kongkow Malang, Semeru, Ranu Pane dan Kumbolo serta Mahameru
Ini bukan perjalanan alam, ini tentang
perjalanan kami bersama.. bukan seberapa jauh perjalanan yang kami lalui atau
seberapa tinggi yang telah kami daki, tapi tentang apa yang kami alami dengan
saling mengisi dan berbagi... eeeciyeee...
Senin, 14 Mei 2014 jam 06.00 WIB termasuk
waktu yang langka kami sudah mandi semua (belum tidur sih rencana balas dendam
di kereta), maklum kereta api dari Jogja-Surabaya (Sri Tanjung) ini berangkat
jam 7 pagi. Untung ada Arief Coster yang setia mengantar rombongan ‘sida balang’
niy dengan mobil bolak-balik (sida : Aaf, Fanie, Icay, Ighe, Sophee dan Saya)
Selfie dulu di kereta, sebelum seharian di dalamnya. |
Jam 2 siang kita sampai di Surabaya,
sebenarnya ada yang langsung Jogja-Malang tapi kehabisan tiketnya, nah
pelajaran juga karena kereta sekarang sistem online mending kalau mau
jalan-jalan di planning dulu deh biar
gak kehabisan tiket.
Akhirnya sampai stasiun malang jam 6 malam,
deket aja sih surabaya malang mah ya, tapi kami bertahan dulu tadi soalnya
nunggu kereta lanjutan kaya komuter gitu yang tiap 2 jam melintas, tiketnya 25
rebu dan tadi berangkat hampir jam 5..
Langsung diserbu para sopir n awak angkot,
tapi kita tunggu dulu sok2 jual mahal gitu, sekalian nunggu adeknya Ino (Kiki)
yang kuliah di sini, kita mau minta anterin ke asrama mahasiswa kobar di malang,
nah menggunakan fasilitas pemda gitu (OPTIMALISASI ASET DAERAH), bukan aset tetap sih, sengaja aja nulis..
Tadi minta nomor hape sopir angkotnya, ini
penting buat yang mau jalan rame2 di malang, angkot ini fleksibel bisa
ngantarin kita dengan negosiasi yang ramah juga, jadi ga perlu takut2 sama
mereka, friendly laah.. akhirnya
besok pagi kami sudah punya calon tumpangan menuju tempat meeting.
Selasa, 15 mei 2014 stasiun malang (meeting point). Yap sebenarnya meeting point kami tu di stasiun tapi
berhubung tadi malam nyampe mending numpang di asrama kobar di malang biar
bisa mandi dll (thanks buat kawalan di asrama kobar malang). Kami memang ikut tour guide orang sih, soalnya baru
pertama kali mau mengunjungi semeru, belum ngerti jalur menuju basecamp apalagi
trek nya. Saran juga mending ikut EO yang ngadain open trip klo memang belum pernah, gak ribet dan beruntung kali ini
dapat yang murah tapi istimewa namanya SAPA (sahabat penggiat alam) CP nya Mas
Raden Ponco dan Dzaki Rinjani. Uhuy...
Dari stasiun kita naek angkot menuju
tumpang, satu angkot mengangkut 10 peserta. Nah sampai di tumpang kami ngumpul
di rumah warga yang empunya jeep. Jadi dari desa tumpang ini lanjut ke desa
ranu pane (desa terakhir sebelum mendaki semeru) itu naek jeep karena angkot
gak bakal bisa bawa kita naek soalnya jalur nanjak abis, alternatif ya naek
truk klo memang orang nya banyak.
Keren kan gan??? :D |
Karena emang ikut open trip yang murah
meriah kita makan nyari sendiri, sempat berhenti juga bungkus trus lanjut.. nah
di perjalanan menuju ranu pane kita sudah bisa menyaksikan keindahan alam TNBTS
cuy (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), saran saya duduk di bagian kanan
karena dari situ bisa puas mandangi bukit teletubbies dkk.
Akhirnya jam 2 siang kita sampai di ranu
pane, desa terakhir sebelum mendaki sekaligus tempat melapor dan pos penjagaan.
Suasanya rame banget sudah banyak pendaki yang antri mendaftar dan saking rame
nya ternyata kuota sudah over limit,
termasuk kami yang baru datang gak bisa mendaki hari itu juga. Walhasil kami harus nginep semalam di ranu pane. Ada pelajaran yang bisa diambil juga selain
kita memang harus kontak ke pos penjagaan dulu klo mau booking sehingga ga
terhambat, tapi juga ada hal yang menarik yaitu di sini penjaga pos yang
notabene adalah volunter (sukarelawan) mereka disiplin banget, klo sudah limit
500 habis tidak bisa kompromi. Begitulah klo kita mencintai pekerjaan dan
khususnya tempat kita bekerja sekiranya totalitas akan nampak sekali, mereka
beranggapan bahwa semeru dan alamnya harus tetap di jaga dan aturan itu dibuat
salah satunya untuk hal itu, memang sih terkesan banyak sekali aturan lain yang
bikin dahi mengkrenyit tapi mereka tetap tak bisa digoyah dan memegang teguh
aturan2 itu demi semeru yang tetap lestari untuk anak cucu kita nanti, well
said.. (Semoga bisa menginspirasi kita semua, terutama PNS)
Hikmahnya juga kita bisa sosialisasi dulu
sama kawan2 di sini, ada beberapa kenalan baru dan juga sekalian kami bisa menikmati ranu pane pada malam dan pagi hari. Jangan salah ranu pane juga
punya ranu (danau) yang bagus, kami mendirikan tenda tepat di pinggir danau.
RANU PANE |
Satu tenda aja, malam itu ranu pane dingin
pake banget, anak2 dalam tenda (Fanie, Icay, Ighe dan Sophee), itu fanie sempat
menggigil sampe ngigau. Sementara the legends (Aaf dan saya) di luar tepat di
depan salah satu pos penjagaan tapi makai sleeping bag. Kita bawa 2 tenda tapi
selain malas masang satunya memang lagi pengen nikmati suasana gitu sambil
curhat terselubung,wkwkwkw..
Rabu, 16 mei 2014. Setelah sarapan kemudian dikoordinir oleh Mas
Raden Ponco kita semua registrasi dan checking seluruh perlengkapan dibantu para sukarelawan yang tadi saya ceritakan. Setelah semua rampung jam
10 an, trus siap2 start itu sekitar jam 11 siang kita mulai. Go !!!
Pintu Gerbang Pendakian Semeru |
Foto pas pulang sih, yang pas berangkat
itu kita foto rame2 tapi belum ke save masih ada di FB SAPA (Kongkow Semeru).
Well, trek awal terbilang mudah, sophee
yang kemaren waktu naek merbabu lemes sekarang memimpin melesat jauh di depan
bagaikan valentino rossi di masa emasnya gitu. Sempat istirahat buat makan
siang (Cuma roti sosis dkk) maksudnya perut melayu kan biasa makan siang nasi,
kami akhirnya sampai di ranu kumbolo sekitar jam 3 an. Subhanallah, benarlah
cerita orang2 selama ini, kami TERPESONA indah ciptaan-Nya..
-For diamonds do appear to be- |
Sampai di ranu, jelas selain foto2 kami ishoma dulu, luar biasa hari itu, saat lelah kemudian bersantai bersama, ini ranu
kumbolo seperti memang Tuhan ciptakan untuk tempat melepas penat di tengah
perjalanan, semacam oase di padang pasir, kita bersantai sambil menikmati alam,
kumpul bareng sohib dan pendaki lain dan tentunya mamam2 ala gunung serta
#salamsatucangkir cooyy...
Momen yang selalu bikin kangen kalian semua |
Okey kita ga bisa lama2 hari ini di ranu
karena sudah jam 4 sore lewat tapi kita masih harus menuju kalimati (tempat
ngecamp sebelum muncak). Akhirnya bergegas setelah isi air buat bekal sebab di
kalimati ada sih sumber air tapi baru bisa ambil siang hari. Perjalanan dilanjutkan,
hampir magrib kita melewati oro-oro ombo (padang lavender), oh ya sebelumnya
dari ranu kumbolo kita melewati tanjakan cinta yang melegenda, ga usah panjang2
yah berikut penampakan tanjakan cinta, oro-oro ombo dan menuju kelik atau hutan
mati atau arco podo...
Jam 8 malam kita baru sampai di kalimati,
tempat istirahat malam itu sebelum nanti tengah malam klo mau lanjut ke puncak
mahameru. Langsung bergegas kita mendirikan tenda dengan sedikit tenaga yang
tersisa ditambah kelaparan melanda, yah perjalanan ini mulai terasa berat,
disinilah ujian kita sesama sahabat mulai terasa, kita mesti solid
genks,hehe...
Dua tenda berdiri, setelah bagi tugas
antara yang memasak dan mendirikan tenda. Nah malam di pegunungan itu memang
salah satu momen favorit kami, sambil menikmati yang hangat2 selalu pas buat
curhat terselubung sesama kawalan, tapi malam itu sungguh melelahkan maka tak
lama sudah masuk tenda semua (bertiga satu tenda).
Tidak nyenyak tidur malam itu, dingin yang
menusuk, nutrisi yang kurang dan faktor ingin bangun tengah malam mungkin jadi
penyebab, sekitar jam 12 an sudah banyak hiruk pikuk yang mau muncak, kami
akhirnya siap sekitar jam 2 an, setelah berdoa kita mulai langkah menuju hutan
mati sebelum mendaki mahameru. Tantangan sebenarnya dimulai!!
Ternyata lebih sulit dari yang kita
bayangkan. Antrian pendaki, jalan yang sempit dan menanjak, faktor cuaca dingin menusuk dan logistik yang sangat kurang bikin kita semua pesimis. Berulang kali Aaf
menanyakan apa sebaiknya kita mundur lagi ke tenda untuk mengurungkan niat,
tapi saya tetap bersikeras melanjutkan semampu mungkin. Hingga akhirnya
beberapa kejadian membuat Sophee dan Icay yang lebih dulu menyerah, melihat
beberapa orang yang turun karena hypotermia dan kelelahan mereka pun
mengurungkan niat muncak dan ikut kembali turun, mengingat juga stok air minum
kami tinggal setengah botol, sangat kurang!! Pelajaran berharga lain klo bisa stok air dari ranu kumbolo jangan terlalu berharap di kalimati apalagi sudah malam hari.
Saya pun begitu, terbesit perasaan ingin
menyerah saja, sebab trek semakin sulit, apalagi setelah melewati hutan
vegetasi terakhir, sudah tidak ada lagi tanaman hanya bebatuan dan pasir
vulkanik, kita melangkah satu tapi seolah turun dua langkah, sulit..
Aaf mulai melaju karena dia tahu semakin
lama semakin fisik habis dan bahaya jika kedinginan, Fanie pun menyusul. Kami terpencar, berharap dengan berpencar kita bisa bertahan masing2.. Walau tujuan sama, kadang kita harus jalan sendiri2 guys.. Ighe
masih di belakang jauh, saya istirahat cukup lama hingga sampe hampir subuh.
Di tengah keputus asa an akhirnya Ighe muncul, dia minta air yang saya bawa tinggal setengah botol itu, kemudian bilang
klo kami harus menyusul Fanie n Aaf karena kesian mereka tidak bawa apa2. Ntah
kenapa dari itu saya benar2 seperti punya semangat lagi, mungkin kepikiran
Fanie hingga Allah kasih kekuatan baru, melaju saya sampai akhirnya........
Alhamdulillah pagi itu, 17 mei 2014... saya peluk Fanie, kemudian hampiri Aaf yang katanya hampir ketiduran,
mereka sudah lama di atas sana, di Mahameru, hari itu kami berdiri di tanah yang
merupakan puncak tertinggi di pulau jawa...
ALHAMDULILLAH... Mahameru
Banyak masih cerita yang ingin kami bagi, perjalanan pulang, stay di Malang dan lainnya,.. Tapi sementara segini dulu, nanti aja sekalian dijadiin novel 11cm :D
Rabu, 01 Oktober 2014
Mencoba menulis kembali, karena kebahagiaan itu terasa nyata ketika kau bagikan, termasuk pengalaman dalam tulisan ini
Bismillah...
Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim).
Tentu saja kita semua termasuk saya ingin selalu mengamalkan 3 amalan yang tiada terputus tersebut,
Bukan hanya guru, dosen atau pengajar lain yang bisa berbagi ilmu yang bermanfaat, kita semua punya peluang untuk mengamalkannya salah satunya adalah berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan seperti pada blog ini.
Dengan maksud seperti itulah kiranya saya ingin memulai kembali menulis tentang hal-hal yang mudahan bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Adapun pada blog ini saya ingin menulis tentang banyak hal terutama semua yang berasal dari pengalaman pribadi saya sendiri, Semoga bermanfaat bagi saya sebagai pengingat dan penambah rasa syukur serta bagi pembaca sekalian yang kiranya dapat saling berbagi pengalaman dan mudah-mudahan juga menjadi ilmu yang bermanfaat, aamiin yaa rabb..
Harapan saya juga blog ini dapat menjadi sarana saya untuk melatih menulis, karena banyak penulis yang mengatakan bahwa "NULIS ITU DIPRAKTEKKAN" dan dosen saya senidiri (Pak ERTAMBANG NAHARTYO) juga menyampaikan secara langsung bahwa "TESIS YANG BAIK ADALAH TESIS YANG TELAH SELESAI DITULIS, KARENA INI KARYA TULIS BUKAN KARYA ANGAN-ANGAN". Kata-kata dari mereka juga menjadi motivasi utama saya untuk kembali mencoba menulis termasuk pada blog ini.
Sebelumnya saya memang sudah beberapa kali mencoba belajar menulis, tapi berhubung sok sibuk dan hal lainnya, saya ingin kembali mencoba dari awal namun pengalaman-pengalaman atau perjalanan terdahulu juga ingin saya tulis pada blog ini sehingga akan ada beberapa perjalanan yang sudah lama kembali saya tulis dan bagi semoga semuanya bisa bermanfaat, sekali lagi untuk saya sendiri dan mudah-mudahan juga untuk yang membacanya, aamiin..
Sekian dulu tulisan 'awal' yang merupakan reinkarnasi dari blog saya semoga siapapun yang membaca tulisan ini bisa mengambil manfaat, karena sudah memberikan waktunya untuk membaca, Sungguh waktu adalah sesuatu yang berharga karena kita tidak akan bisa memintanya kembali termasuk waktu yang sudah kita habiskan untuk menulis dan membaca, Semoga semua bermanfaat dan mohon saling memberikan kontribusi berupa komentar atau saran atau lainnya sehingga manfaat lebih bertambah, terima kasih.
wassalam...
Bukan tentang seberapa jauh yang telah kau jalani, seberapa tinggi yang telah kau daki atau seberapa banyak yang telah kau capai dan lalui. Tapi tentang seberapa banyak hal yang sudah kau pelajari dan bisa kau bagi...
Yogie Kurniawan
Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim).
Tentu saja kita semua termasuk saya ingin selalu mengamalkan 3 amalan yang tiada terputus tersebut,
Bukan hanya guru, dosen atau pengajar lain yang bisa berbagi ilmu yang bermanfaat, kita semua punya peluang untuk mengamalkannya salah satunya adalah berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan seperti pada blog ini.
Dengan maksud seperti itulah kiranya saya ingin memulai kembali menulis tentang hal-hal yang mudahan bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Adapun pada blog ini saya ingin menulis tentang banyak hal terutama semua yang berasal dari pengalaman pribadi saya sendiri, Semoga bermanfaat bagi saya sebagai pengingat dan penambah rasa syukur serta bagi pembaca sekalian yang kiranya dapat saling berbagi pengalaman dan mudah-mudahan juga menjadi ilmu yang bermanfaat, aamiin yaa rabb..
Harapan saya juga blog ini dapat menjadi sarana saya untuk melatih menulis, karena banyak penulis yang mengatakan bahwa "NULIS ITU DIPRAKTEKKAN" dan dosen saya senidiri (Pak ERTAMBANG NAHARTYO) juga menyampaikan secara langsung bahwa "TESIS YANG BAIK ADALAH TESIS YANG TELAH SELESAI DITULIS, KARENA INI KARYA TULIS BUKAN KARYA ANGAN-ANGAN". Kata-kata dari mereka juga menjadi motivasi utama saya untuk kembali mencoba menulis termasuk pada blog ini.
Sebelumnya saya memang sudah beberapa kali mencoba belajar menulis, tapi berhubung sok sibuk dan hal lainnya, saya ingin kembali mencoba dari awal namun pengalaman-pengalaman atau perjalanan terdahulu juga ingin saya tulis pada blog ini sehingga akan ada beberapa perjalanan yang sudah lama kembali saya tulis dan bagi semoga semuanya bisa bermanfaat, sekali lagi untuk saya sendiri dan mudah-mudahan juga untuk yang membacanya, aamiin..
Sekian dulu tulisan 'awal' yang merupakan reinkarnasi dari blog saya semoga siapapun yang membaca tulisan ini bisa mengambil manfaat, karena sudah memberikan waktunya untuk membaca, Sungguh waktu adalah sesuatu yang berharga karena kita tidak akan bisa memintanya kembali termasuk waktu yang sudah kita habiskan untuk menulis dan membaca, Semoga semua bermanfaat dan mohon saling memberikan kontribusi berupa komentar atau saran atau lainnya sehingga manfaat lebih bertambah, terima kasih.
wassalam...
Selasa, 06 Mei 2014
Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi secara Sederhana (Tulisan URIP SANTOSO)
Skripsi dijadikan syarat kelulusan di program S-1 dengan maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat menerapkan langkah-langkah pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan melaporkannya secara tertulis. Biasanya, dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan baru.Thesis dijadikan syarat kelulusan di program S-2 dengan maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat mebuat suatu sintesis baru atau penerapan pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya secara tertulis.Disertasi dijadikan syarat kelulusan di program S-3 dengan maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkana bahwa dia memahami (mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah di bidang ilmunya dan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu itu melalui penemuan baru yang orisinal yang dilaporkannya secara tertulis (http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/40-penelitian/60-skripsi-apakah-itu).
Pada dasarnya skripsi mahasiswa S1 merupakan ajang latihan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian secara obyektif. Oleh karena baru pertama sekali meneliti maka mahasiswa S1 ini sangat membutuhkan bimbingan dosen agar tidak melakukan kesalahan fatal yang menyebabkan mereka harus mengulang. Tesis S2 merupakan ajang peningkatan kemampuan mahasiswa dalam meneliti dan diharapkan mahasiswa sudah mampu meneliti dengan bimbingan yang minimal dari dosen. Desertasi S3 merupakan pembuktian kemampuan mahasiswa S3 dalam meneliti secara mandiri.
Secara sederhana, skripsi itu menjawab apa, tesis menjawab apa dan mengapa, Dan disertasi itu menjawab apa, mengapa dan bagaimana. Contoh tentang penelitian daun katuk dalam menurunkan kolesterol telur. Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur? Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur dan; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol. Disertasi menjawab 3 pertanyaan, yaitu: a) apakah daun katuk menurunkan kolesterol telur?; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol telur? Dan; c) bagaimana cara (mekanisme) daun katuk menurunkan kolesterol telur?
Seringkali dosen pembimbing lupa akan hal tersebut, sehingga sering meminta mahasiswa meneliti lebih dari seharusnya. Apa alasannya? Pertama, mungkin dikarenakan ketidaktahuannya dan pengalamannya sebagai mahasiswa dulu juga seperti itu. Sebagai contoh, dosen pembimbing meminta mahasiswa S1 untuk menjawab selain apa juga mengapa. Kedua, dosen pembimbing sudah tahu hal ini tetapi dikarenakan ia menginginkan data penelitian lebih, maka ia memaksakannya pada mahasiswa bimbingannya. Mungkin sang dosen bermaksud data tersebut akan dipublikasikan dimana ia sebagai penulis utamanya. Mungkin juga dosen mempunyai alasan yang lain.
Apapun alasannya, sesungguhnya dosen tidak dibenarkan untuk memaksa mahasiswa di luar ketentuan atau kesepakatan yang berlaku. Jika menginginkan data yang lebih akurat dan lebih banyak untuk menjawab permasalahan yang ada, maka sebaiknya dosen membuat proposal penelitian sendiri dan mengajukannya ke Dikti atau ke penyandang dana lainnya. Ia harus berkompetisi untuk memperoleh dana penelitian.
Tabel 1. Perbedaan Umum antara Skripsi, Tesis dan Disertasi
No | Aspek | Skripsi | Tesis | Disertasi |
1 | Jenjang | S1 | S2 | S3 (tertinggi) |
2 | Permasalahan | Dapat diangkat dari pengalaman empirik, tidak mendalam | Diangkat dari pengalaman empirik, dan teoritik, bersifat mendalam | Diangkat dari kajian teoritik yang didukung fakta empirik, bersifat sangat mendalam |
3 | Kemandirian penulis | 60% peran penulis, 40% pembimbing | 80% peran penulis, 20% pembimbing | 90% peran penulis, 10% pembimbing |
4 | Bobot Ilmiah | Rendah – sedang | Sedang – tinggi. Pendalaman / pengembangan terhadap teori dan penelitian yang ada | Tinggi, Tertinggi dibidang akademik. Diwajibkan mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan |
5 | Pemaparan | Dominan deskriptif | Deskriptif dan Analitis | Dominan analitis |
6 | Model Analisis | Rendah – sedang | Sedang – tinggi | Tinggi |
7 | Jumlah rumusan masalah | Sekitar 1-2 | Minimal 3 | Lebih dari 3 |
8 | Metode / Uji statistik | Biasanya memakai uji Kualitatif / Uji deskriptif, Uji statistik parametrik (uji 1 pihak, 2 pihak), atau Statistik non parametrik (test binomial, Chi kuadrat, run test), uji hipotesis komparatif, uji hipotesis asosiatif, Korelasi, Regresi, Uji beda, Uji Chi Square, dll | Biasanya memakai uji Kualitatif lanjut / regresi ganda, atau korelasi ganda, mulitivariate, multivariate lanjutan (regresi dummy, data panel, persamaan simultan, regresi logistic, Log linier analisis, ekonometrika static & dinamik, time series ekonometrik) Path analysis, SEM | Sama dengan tesis dengan metode lebih kompleks, berbobot yang bertujuan mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan |
9 | Jenjang Pembimbing/ Penguji | Minimal Magister | Minimal Doktor dan Magister yang berpengalaman | Minimal Profesor dan Doktor yang berpengalaman |
10 | Orisinalitas penelitian | Bisa replika penelitian orang lain, tempat kasus berbeda | Mengutamakan orisinalitas | Harus orisinil |
11 | Penemuan hal-hal yang baru | Tidak harus | Diutamakan | Diharuskan |
12 | Publikasi hasil penelitian | Kampus Internal dan disarankan nasional | Minimal Nasional | Nasional dan Internasional |
13 | Jumlah rujukan / daftar pustaka | Minimal 20 | Minimal 40 | Minimal 60 |
14 | Metode / Program statistik yang biasa digunakan | Kualitatif / Manual, Excel, SPSS dll | Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos dll | Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos dll |
Sumber : Agung Wahyudi Biantoro, Metode Penelitian Ekonomi Islam, 2009
Kamis, 10 April 2014
Pendakian MERBABU (pengalaman pertama) 4-5 April 2014
Pagi kamis tanggal 4 april 2014, setelah subuh saya tidak
tidur lagi menunggu kedatangan Aaf untuk berbelanja keperluan logistik dan
perbekalan yang masih kurang, karena tadi malam kami baru dapat 1 tenda
kapasitas 4 orang, sleeping bag dan 2 buah sepatu. Kira-kira jam 6 pagi Aaf datang dengan
membawa 2 ransel sebagai pelengkap. Kami berdua kemudian berbelanja logistik ke
pasar kranggan antara lain beras setengah kilogram, mie instan, roti tawar,
sarden dan air mineral 14 buah (jatah per orang bawa 2 botol).
Jam 8 saya tinggal dulu karena masih
ada tugas kampus untuk survey lapangan. Sedangkan Aaf kembali tidur di musholla asrama, gara-gara
begadang maklum dini hari nya ada Liga Champions.
Jam 10 lewat saya balik ke asrama, anak-anak sudah siap
untuk mencari lagi perbekalan yang kurang, kali ini kami bagi tugas, Ighe dan
Icay mau kembali belanja perbekalan yang kurang terkait makanan dan logistik
sedangkan saya dan Aaf mencari tenda 1 lagi serta matras dan juga sepatu untuk
disewa. Alhamdulillah semua akhirnya bisa diperoleh, kemudian kami packing dan
jam 12 selesai kami pun berangkat makan siang dulu, kemudian salat zuhur dan
kumpul untuk berangkat.
Tepat jam 2 siang kami meluncur dari asrama menuju kopeng
(lewat jalan Magelang) dengan menggunakan total 4 kendaraan (Saya dan Fanie,
Aaf dan Ighe, Icay dan Sophee serta Arif sendirian). Jam setengah 3 kami hampir
tiba namun berhenti sebentar di jalan untuk membeli ponco (jas hujan) dan rehat
sebentar untuk minum, kemudian kami lanjut dan akhirnya sampai wekas sekitar
jam 3 an. Di sebuah rumah warga kami numpang parkir di situ sekalian siap-siap.
Rumah warga tempat parkir sepeda motor di daerah Wekas |
Jam setengah 4 kami siap untuk memulai perjalanan, naik
perlahan menapaki jalan yang berupa paving blok menaik, hingga jalan itu berubah
sampai ke sebuah pemakaman, di sini jalur mendaki mulai terasa berat dan
setelah memasuki daerah di mana pemandangan pepohonan pinus dan jurang,
kawan-kawan mulai tampak kelelahan, kami juga mulai sering berhenti dan agak melambat.
Semua anggota tampak kelelahan, |
Jalur mulai terasa berat, kami bahkan sangat melambat, Arif,
Sophee dan Fanie yang sangat kelihatan melemah, Arif mulai muntah tapi setelah
itu malah menjadi lebih segar dari sebelumnya, Fanie terlihat sangat pucat dan
Sophee tampak diam seolah kehilangan semangat. Tampaknya masuk angin, jadi
saran saya persiapkan fisik sebaik-baiknya terutama asupan makanan serta tidur
cukup.
Fanie terlihat sangat pucat |
Dengan banyaknya berhenti, kami terbilang sangat lama
mendaki, bahkan ketika adzan maghrib berkumandang kami belum mencapai pos 1
yang berada di ketinggian 1752 Mdpl. Alhamdulillah walaupun dengan sangat
lambat dan kecapaian kami akhirnya bisa mencapai pos 1 dan kemudian tetap
dengan perjalanan yang bahkan makin melambat kami akhirnya tiba di pos 2 pada jam 8 malam dengan ketinggian 1952 Mdpl
dimana tempat kami akan menginap untuk malam itu.
Begitu sampai kami bagi tugas, saya, Aaf, Ighe dan Icay
memasang tenda sedangkan Fanie dan Arif mulai memasak untuk makan malam, Sophee
yang sudah tidak kuat hanya duduk saja, ini yang saya suka dari berpetualang
termasuk mendaki, kita harus saling tolong menolong apalagi sesama teman.
Akhirnya tenda selesai dan kami pun makan, kecuali Sophee
yang memang keok malam itu, dia pun memutuskan langsung masuk tenda untuk
tidur. Ini pengalaman pertama saya, ternyata memang angin malam pegunungan
sangat ekstrim sehingga sleeping bag menurut saya itu adalah termasuk peralatan wajib
kalau ingin mendaki.
Awalnya kami merencanakan untuk istirahat dan bangun pada
jam 2 atau 3 dinihari untuk melanjutkan pendakian menuju puncak sehingga kami bisa menikmati sunrise di atas sana, namun ternyata tidak sesuai keinginan
malam itu terjadi badai, angin kencang disertai gerimis cukup membuat kami
mengurungkan niat untuk mendaki malam itu, bahkan di dalam tenda pun terasa
menusuk dinginnya, untung saja tenda modern zaman sekarang cukup untuk menahan
terpaan angin kencang seperti malam itu. Walau terbagun, kami pun sepakat untuk
tetap di dalam tenda dan melanjutkan tidur.
Tak terasa pagi telah datang, Jumat 5 April 2014 jam 5 lewat
saya terbangun, sadar ternyata Aaf pun sudah terjaga, pagi itu tetap dingin
namun karena saya sudah tidak tahan untuk buang air maka saya berani kan
keluar, setelah buang air saya berlari-lari kecil untuk mengurangi dampak hawa
dingin yang menusuk. Tak lama Aaf pun keluar, dia termasuk yang cukup
berpengalaman mendaki, saya coba minta pendapatnya bagaimana kalau kami tetap mau
melanjutkan perjalanan ke puncak, menurut perkiraannya waktu akan sangat mepet,
maklum kami harus mengembalikan peralatan yang kami sewa paling lambat malam
ini untuk menghindari denda sewa, sehingga setidaknya sebelum sore kami sudah
siap untuk kembali ke jogja. Tepat jam 6 akhirnya kami memutuskan untuk tetap
melanjutkan perjalanan, namun tidak semua anggota ikut, kali ini yang siap
Saya, Aaf, Ighe, Icay dan Fanie. Sedangkan Arif dan Sophee masing-masing memutuskan
untuk tinggal di tenda. Kami bawa beberapa mie instan, kompor dan air minum
untuk perbekalan naik dalam 2 tas untuk 5 orang yang siap. Selesai sarapan roti
kami berdoa dulu dan kemudian berangkat, namun baru saja mulai berjalan, Aaf merasakan
kaki dan pangkal pahanya sakit, dia tidak sanggup melanjutkan perjalanan, saya
rasa memang Aaf membawa beban berat dari bawah, karena saya dan Aaf masing2
membawa tenda dalam carrier kami. Akhirnya tinggal 4 orang yang melanjutkan,
perjalanan masih terasa berat namun memang lebih terasa berat ketika naik dari
bawah menuju pos 2, mungkin karena bangun tidur dan cuaca pagi sangat sejuk
serta barang bawaan yang sedikit jadi terasa agak enteng.
Satu jam perjalanan kami sampai di sebuah batu besar dimana
ternyata ada persimpangan di situ, kami baru sadar setelah melewati jalan
yang ‘keliru’, seharusnya jika mengikuti yang lazim kami belok kiri sehingga
akan melewati jalan menuju pemancar terlebih dahulu sebelum menuju puncak.
Namun saat itu kami mengambil jalan ke kanan hingga sampai di tepian
jurang dimana ada jalan pintas menuju salah satu puncak yaitu puncak Janagiri.
Jalur ini tidak kami rekomendasikan karena jalurnya sangat terjal, kami bukan
hanya mendaki tapi memanjat dengan hanya berpijak pada tanah dan batu seadanya.
Alhamdulillah kami malah mencapai puncak sekitar jam 8 an kami sampai di puncak
Janagiri, sebelum puncak terdapat makam yang sepertinya baru saja dibuat. Dari
puncak Janagiri kami bisa lihat jelas pemancar dan pemandangan gunung Sindoro
Sumbing serta di kejauhan terlihat gunung Lawu. Namun memang pemandangan gunung
Merapi tidak terlihat karena masih ada di balik puncak Syarif atau Kenteng Songo. Walau begitu
kami cukup puas mencapai puncak ini karena pemandangan yang indah dan kami telah melewati jalur terjal dengan selamat. Kami pun memutuskan cukup sampai di
puncak ini dan beristirahat sebentar sambil memasak di atas. Setelah makan kami pun memutuskan turun dengan jalur yang berbeda yaitu melewati jalur menuju
pemancar dimana setelah kami lewati akhirnya sampai di persimpangan batu
besar dimana kami‘keliru’ tadi.
Pemandangan dari Puncak Janagiri |
Gunung Sindoro Sumbing yang terlihat dari Merbabu |
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka…” QS: Al-Anbiya : 31
"Bukankan telah Kami jadikan bumi sebagai hamparan. Dan Kami jadikan gunung-gunung sebagai pasak?" QS: Al-Naba : 6-7
"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi ini tidak berguncang bersama kamu." QS: An-Nahl : 15
SUBHANNALLAH
Dengan bersemangat kembali kami melanjutkan perjalanan
turun, sangat enteng jika kami turun, kami hanya perlu konsentrasi menahan laju
jalan agar tidak terpeleset. Semakin dekat semakin kami bersemangat hingga jam
10 kurang kami sudah kembali ke pos 2 dimana tenda berada, kalau dibulatkan perjalanan naik butuh 2 jam sedangkan perjalanan turun hanya
menghabiskan 1 jam setengah saja.
Perkiraan kami kawan-kawan di tenda sudah mulai bersiap
packing untuk pulang, ternyata hanya Aaf yang sudah melek sedangkan Arif baru
bangun dan Sophee masih di dalam tenda. Kami pun menyuruh Arif untuk mulai
memasak sedangkan saya dan Aaf mulai membereskan sleeping bag dan lainnya. Kami pun makan lagi dan minum-minum sambil bersantai dan memutuskan jam 12 siang
kami harus sudah mulai beranjak turun. Sambil santai kami packing terakhir
lipat tenda dan masukkan ke carrier, setengah 1 kami mulai perjalanan turun.
Kali ini lebih bersemangat, seperti saya bilang turun memang lebih cepat
apalagi sudah terbayang makanan enak di kota nanti dan kasur di kamar
masing-masing.
Akhirnya kami tiba kembali di perkampungan sekitar jam setengah
4 an, agak terlambat karena sempat salah jalan ketika turun karena terlalu
masuk ke dalam hutan dan kondisi kabut menghalangi pandangan, untung saja Aaf
cepat bisa menemukan jalan yang benar. Setelah rehat sebentar kami langsung
mengendarai motor masing-masing untuk pulang. Hampir sama ketika turun dari
jalur pendakian kali ini juga jalanan menurun yang dilewati membuat perjalanan
terasa cepat, namun hujan deras dengan angin kencang cukup menghambat perjalanan
namun akhirnya kami sampai di Magelang pada jam 5 sore dan memutuskan untuk
istirahat makan.
Selesai makan kami melanjutkan perjalanan dan di sekitar
daerah muntilan kembali disambut hujan deras namun tetap kami lanjutkan
perjalanan dan akhirnya jam 7 kurang kami telah tiba kembali di asrama. Belum berakhir,
selanjutnya mengumpulkan peralatan yang disewa kemudian kami antar agar tidak
kena denda sewa, barulah setelah itu jam 9 an semua telah selesai dan begitulah
akhir perjalanan pertama mendaki bersama-sama ke puncak Merbabu, walau singkat
dan dengan persiapan seadanya tapi bagi saya merupakan petualangan yang indah
dan membuat ketagihan. Semoga bukan perjalanan terakhir karena masih banyak
pegunungan serta tempat indah lain di negeri ini. Sampai jumpa di lain
petualangan.
Yogie Kurniawan
Langganan:
Postingan (Atom)